Asal- usul mulanya Desa Legok konon Katanya…….

cerita awalnya di daerah cirebon ada sebuah padepokan / pesantren yang di beri nama padepokan Pakung wati yang di pimpin oleh pangeran Giri Laya/Panembahan Ratu, di situ pangeran Giri Laya/Panembahan ratu mempunyai seorang selir yaitu bernama Ratu Harisbaya konon kecantikannya tidak ada bandingannya sehingga para santri dan murid pun sangat mengaguminya, termasuk santri dari Dermayu Raden Benggala /Pangeran Darma.

            Suatu hari Raja sumedang yang di beri nama Perabu Geusan Ulun/Pangeran Angka Wijaya singgah Ke Cirebon dalam perjalanan pulang dari demak (Pajang) di situ bertemu dengan Ratu Harisbaya, meskipun 7 tahun tak bertemu hati Ratu Harisbaya langsung jatuh hati lagi cintanya tumbuh kembali ketika melihat ketampanan Perabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya Raja muda sumedang larang.

Sebelumya bahwa Perabu Geusan Ulun/Pangeran Angka Wijaya dari sumedang dan Ratu Harisbaya dari Mataram (Madura) telah bersama sama menuntut ilmu di Demak (Pajang) dan dia telah menjalin asmara, Walau pada akhirnya putus di tengah jalan karena Perabu Geusan ulun/Pangeran Angka wijaya  harus pulang ke sumedang larang konon akan dinobatkan sebagai raja sumedang larang.

            Setelah pertemuan di cirebon tersebut sehingga suatu ketika Prabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya dari sumedang pun ingin berpulang ke sumedang larang, dengan kepulangan Perabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya diketahui oleh Ratu Harisbaya sehingga waktu itu Ratu Harisbaya ingin ikut ke sumedang bersama Prabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya tapi keinginan Ratu Harisbaya telah di tolak oleh Prabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya. Akan tetapi sang Ratu Harisbaya akan membunuh dirinya sendiri apabila tidak di ajak pulang ke sumedang bersama Prabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya. dengan kejadian tersebut terpaksa Ratu Harisbaya telah di bawanya ke sumedang.

            Di sisi lain sang guru Pangeran Giri Laya/Panembahan Ratu yang suami dari Ratu Harisbaya pun tidak mengetahuinya dalam hal itu, akan tetapi dia sudah menduga dengan tidak adanya Ratu Harisbaya pasti telah di bawa oleh Raja dari sumedang.

            Seketika itu sang guru memerintahkan para santri / murid untuk mencari si Ratu Harisbaya tentang keberadaan istrinya dan memerintahkan santrinya untuk mengejarnya datang ke sumedang.

            Seketika itu para santri/murid Pangeran Giri Laya/Panembahan Ratu menuju sumedang untuk mencari dan memastikan  keberadaan si Ratu Harisbaya.

            Setelah tiba di Perjalana menuju sumedang di tengah-tengah perjalana ternyata sudah di hadang oleh ponggawa / maha patih dari sumedang di situ terjadilah pertempuran hebat antara santri dari cirebon dengan maha patih dari sumedang hanya pada akhirnya santri dari cirebon harus mengakui keperkasaan para ponggawa / maha patih dari sumedang mereka kalah dan yang masih hidup porat-parit pulang ke cirebon, tempat yang di pakai pertempuran hingga sekarang di kenal dengan nama Dago Jawa.

            Setelah kejadian pertempuran tersebut, selanjutnya Pangeran Giri Laya/Panembahan ratu mengirim surat ke Perabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya supaya Ratu Haris Baya di kembalikan ke cirebon, namun Ratu Harisbaya menolak dan ingin tetap bersama perabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya di sumedang, karena tidak ada lagi jalan lain yang lebih baik selain tolak (Cerai), akhirnya Pangeran Giri Laya/Panembaha Ratu melakukan tolak kepada Ratu Harisbaya. untuk tolak tersebut Perabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya menyerahkan wilayah maja lengka kepada Pangeran Giri Laya/Panembahan Ratu.

Kemudian Setelah Kejadian tersebut …..

suatu hari Perabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya mau melakukan perjalanan ke wilayah dermayu untuk menemui sahabatnya yaitu Raden Benggala/Pangeran Darma.

Hari demi hari telah melakukan perjalanan melalui tanggul sungai cimanuk menuju dermayu, sehinga suatu ketika tepatnya di teluk cimanuk Parbu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya di hadang oleh sekelompok oarang tak di kenal di situlah terjadilah pertempuran.

Dengan terjadinya pertempuran tersebut Prabu Geusan ulun/Pangeran Angka Wijaya menerima kekalahan, tepatnya di lokasi tanggul (Teluk) Sungai Cimanuk.sehingga  tempat yang di pakai pertempuran hingga sekarang di kenal dengan nama Desa Legok. 

Sekian cerita legenda sejarah adanya Desa Legok ini apabila ada kesalahan dan kekeliruan atau menyimpang dalam cerita yang sebenarnya, maka saya mohon ma’af dan tidak ada unsur kesengajaan untuk menyimpangkan cerita ini. Dan semoga dapat menjadi dasar pemahaman serta penghayatan bagai masyarakat Desa Legok di masa depan. 

Cerita ini dibuat dari narasumber sesepuh Masyarakat Desa Legok.

Adapun anggota masyarakat yang pernah menduduki posisi jabatan kepala Desa atau Kuwu Legok adalah sebagai berikut :